Minggu, 13 September 2009

Perjuangan Petani Sawit, Perjuangan Seimbangkan Lingkungan

Pertemuan 50 petani kelapa sawit Indonesia dan Papua Nugini yang membicarakan posisi mereka dalam rantai produksi sawit, Senin (17/11) di Grand Hyatt, Nusa Dua merupakan bagian dari perjuangan menjaga alam ini tetap seimbang.

Lebih dari itu, pertemuan pendahuluan Task Force on Smallholders (Kelompok Kerja Petani Kecil) sebelum sesi utama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) ini membuka ruang bagi petani untuk masuk ke dalam proses produksi dan menempatkan mereka setara dengan kelompok lainnya dalam proses sertifikasi.

”Kami berharap pertemuan hari ini dapat memastikan Prinsip dan Kriteria yang ditetapkan RSPO sesuai untuk situasi para smallholder yang rumit dan beragam sesuai situasi yang dihadapi,” jelas Norwan Jiwan, peneliti dari Sawit Watch yang memfasilitasi pertemuan ini.

Standar generik yang ditetapkan RSPO dipandang oleh ketua-ketua Gugus Tugas tidak praktis. “Menurut kami panduan generik tentang smallholder harus dihentikan, sampai dengan ada modalitas yang disepakati untuk sertifikasi kelompok smallholder mandiri dan telah diuji coba untuk melihat apakah sesuai dengan realitaS smallholder

“Bagi kami petani, tidak mudah untuk memiliki dokumentasi yang sama untuk diperiksa oleh auditor.” Papar Cion Alexander, Petani Sawit Kalbar. Tantangan utama Sertifikasi diantaranya bagaimana mengembangkan protocol, bagaimana berkomunikasi dengan petani sawit tentang hal ini, bagaimana mengorganisirnya dan apa saja persyaratan yang diperlukan untuk melakukan pemasaran gabungan.

Jiwan menegaskan, pendekatan sertifikasi yang ditetapkan RSPO harus berdasarkan pada pendekatan pabrik dan sumber penyedia bahan mentah. ”Perlu dibedakan dengan pendekatan lain, dengan pendekatan ini, artinya apa pun materi yang masuk ke dalam pabrik harus dapat dilacak dari mana asalnya” jelasnya lagi.

Dalam pertemuan ini petani membahas isu yang dihadapi sehari-hari dan memahami bagaimana dunia melihat posisi petani sawit.” Situasi yang dihadapi petani sawit alami tidak lepas dari kepentingan pasar, seperti saat ini harga turun karena kepentingan pasar sangat dominan.” tambah Jiwan.

Diskusi dalam Gugus Tugas Petani meninjau kembali kesesuaian Prinsip dan Kriteria yang dikeluarkan oleh RSPO untuk petani (smallholder) dan memformulasikan usulan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi petani secara.

”Kalau prinsip dan kriteria sesuai dengan kondisi kami, bisa dipastikan masin banyak petani sawit yang dapat terlibat langsung dalam produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan.” tambah Tereng lagi.

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan prakarsa yang dibentuk para pelaku bisnis, yang terlibat dalam produksi, pemrosesan dan penjualan minyak kelapa sawit bersama LSM lingkungan dan sosial sebagai tanggapan atas kritik bahwa perkebunan kelapa sawit merupakan penyebab utama penggundulan hutan dan prosesnya seringkali tidak mempedulikan hak-hak, sumber penghidupan atau kesejahteraan dan hak-hak para pekerjanya dan petani plasma (smallholder).

PEMERINTAH DIMINTA MEREMAJAKAN SAWIT RAKYAT

Pemerintah diminta segera meremajakan perkebunan kelapa sawit secara nasional. Dari total luas kebun kelapa sawit sebesar 2,6 juta hektar, pemerintah diminta meremajakan lagi sebanyak 1 juta hektar lahan perkebunan miliik rakyat.

Peremajaan kebun kelapa sawit dimaksudkan agar produktivitas petani meningkat. Untuk meremajakan satu hektar lahan kebun kelapa sawit hingga produksi dibutuhkan lebih dari Rp 30 juta. Apabila yang akan diremajakan sebanyak 1 juta hektar, maka dibutuhkan dana Rp 3 triliun.

Permintaan itu disampaikan petani dan sejumlah pengusaha kelapa sawit kepada Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, sebelum terbang ke Jakarta, seusai melakukan kunjungan kerja sehari di Medan, Sumatera Utara, Jumat (21/11) sore. Namun, Wapres belum bisa memberikan keputusan karena ia akan mempelajari dulu persoalannya.

Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Asmar Arsyad, meminta pemerintah segera meremajakan perkebunan kelapa sawit milik perkebunan rakyat. "Kami minta dana sebesar Rp 2,8-Rp 3 triliun dari pemerintah untuk meremajakan perkebunan. Mengapa kami minta dari pemerintah? Karena bertahun-tahun pemerintah mengenakan Pungutan Ekspor (PE) untuk Minyak Kelapa Sawit yang kalau ditotal sudah mencapai Rp 25 triliunan, meskipun sekarang PE-nya nol," ujar Asmar.

Hal senada juga disampaikan pengusaha kelapa sawit Amran, yang mengatakan meskipun ekspor minyak kelapa sawit (CPO) jumlahnya tetap, namun harganya turun, sehingga perlu perkebunan petani diremajakan lagi untuk meningkatkan produktivitas petani.

Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Butuh Rp30 Triliun


Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Akmaluddin Hasibuan mengatakan diperlukan dana sebesar Rp30 triliun untuk melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawit milik rakyat yang mencapai luas satu juta hektar.

"Kita sudah melempar program peremajaan perkebunan kelapa sawit ini sejak 2006. Kita butuh Rp30 juta untuk peremajaan satu hektar, artinya kita butuh Rp30 triliun secara keseluruhan," ujar Akmaluddin di Jakarta, Senin (24/11).

Dia mengatakan pengusaha kelapa sawit di Tanah Air dibagi tiga. Sebanyak 35 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah milik rakyat, sedangkan 55 persen milik swasta, sisanya milik negara. Kebanyakan perkebunan kelapa sawit milik rakyat merupakan perkebunan tua yang dibuka secara besar-besaran pada tahun 1980-an.

"Itu sudah tua tanamannya dan produksinya semakin berkurang. Indonesia saat ini boleh jadi produsen nomor satu kelapa sawit tapi dalam hitungan lima tahun akan datang posisi Indonesia akan bergeser jika tidak ada peremajaan," katanya.

Menurut Akmaluddin, pihak swasta dan pemerintah memang telah melakukan peremajaan, tetapi 35 persen lahan milik rakyat hingga saat ini belum diapa-apakan terhambat masalah finansial.

Produksi kebun rakyat saat ini sudah berada di bawah ideal. Jika seharusnya dari satu hektar lahan dapat diperoleh 15 hingga 20 ton Tandan Buah Segar (TBS), saat ini jumlah itu hanya mampu menghasilkan lima ton per hektar, ujar dia.

"Kebanyakan perusahaan milik swasta dan pemerintah dapat bertahan karena dari satu hektar lahan dapat diperoleh 18 hingga 30 ton TBS. Tapi ada juga milik pemerintah yang terlambat peremajaannya tidak bertahan," katanya.

Kenyataan ini berbeda jauh dengan Malaysia yang mampu melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawitnya secara berkala seluas 200.000 hektar dari dana yang dikutip sebesar 14 ringgit Malaysia untuk setiap ton kelapa sawit yang dihasilkan, ujar dia. Indonesia seharusnya dapat melakukan hal yang sama terutama untuk peremajaan perkebunan rakyatnya. "Dana kutipan ini tidak boleh sama dengan pajak ekspor tentunya," ujar dia.

PEMERINTAH DORONG PETANI UNTUK GUNAKAN PUPUK ORGANIK

Departemen Pertanian akan fokus mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik dan bio-organik sebagai substitusi pupuk kimia. Hal itu dilakukan dalam rangka menekan pemakaian pupuk kimia yang boros anggaran dan merusak lahan pertanian.

Demikian dikatakan Menteri Pertanian Anton Apriyantono dalam kunjungan kerja terkait evaluasi program pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan selama empat hari, 19-23 Maret 2009.

Selain terus mendorong penggunaan pupuk organik, Deptan melalui program peningkatan produktivitas tanaman pangan, seperti Sekolah Lapang dan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (SL-PTT), memanfaatkan penggunaan pupuk organik.

Terbukti dengan mengurangi penggunaan urea dari 300-400 kilogram per hektar menjadi 100 kilogram, NPK ditingkatkan menjadi 300 kilogram per hektar, dan pupuk organik 500 kilogram per hektar, produktivitas tanaman padi dalam program SL-PTT bisa ditingkatkan.

Dua pekan lalu, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman menyatakan bahwa riset di bidang pangan, salah satunya diarahkan untuk pengembangan pupuk bioorganik atau biofertilizer.

Hal tersebut dilakukan karena pupuk organik lebih ramah lingkungan, sementara anggaran subsidi pupuk kimia terus membengkak, dan adanya kendala suplai gas ke industri pupuk.

Anton menyatakan, penggunaan urea harus dikurangi secara bertahap, tidak bisa langsung besar karena selama ini petani sudah terbiasa dengan urea. ”Harus ada upaya terus-menerus untuk mengajak petani menggunakan pupuk organik,” katanya.

Pengolahan pupuk

Sementara itu, Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemennegkop) mulai membidik koperasi untuk aktif memainkan peran dalam mengembangkan pupuk organik.

Setelah Bali dan Malang, pengembangan pupuk organik diperluas dengan disosialisasikan ke koperasi Pasar Induk Kemang, Bogor, Jawa Barat. Dalam sosialisasi tersebut terungkap bahwa pendirian pabrik pengolahan pupuk organik di Bogor ini diperkirakan mencapai Rp 711 juta.

Alokasi dana tersebut digunakan untuk bangunan Rp 200 juta, pengolahan pupuk organik Rp 190 juta, dan sisanya digunakan untuk mengolah menjadi granul atau butiran pupuk organik serta sosialisasi ke masyarakat. ”Pada intinya, pengembangan pengolahan sampah menjadi pupuk organik mampu membuka lapangan kerja,” kata Menneg Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Selasa (24/3).

Deputi Pengkajian Kemennegkop dan UKM Wayan Dipta menjelaskan, biaya operasional untuk pengolahan pupuk organik ini Rp 20,9 juta per bulan, sedangkan tenaga kerja yang terserap langsung 15 orang, ditambah seorang manajer.

PEMERINTAH AKAN TERTIBKAN PUPUK ORGANIK

Pemerintah akan menertibkan pupuk organik yang beredar di pasar saat ini. Caranya, pemerintah akan membuat standar nasional (SNI) komposisi pupuk organik yang diproduksi usaha kecil dan menengah (UKM).

Juru bicara Departemen Pertanian Syukur Iwantoro menyatakan, dasar penyusunan standar itu adalah Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Tahun 2005 tentang batas minimal kandungan yang terdapat pada pupuk organik.

Tujuannya adalah melindungi para petani dengan menertibkan para penjual yang masih seenaknya membuat pupuk dengan komposisi yang belum sesuai. "Selama ini banyak penjual pupuk yang mengatakan pupuknya merupakan organik tapi kandungannya masih di bawah batas minimum," katanya.

Selain itu, perlu ada standar karena pemerintah akan mengampanyekan penggunaan pupuk organik.

Kampanye ini dilakukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selama ini petani kurang suka pakai pupuk organik dan lebih suka menggunakan pupuk kimia, seperti UREA, ZA, NPK atau Superphos.

Alasan mereka karena takut dengan bakteri dalam pupuk organik. "Tetapi mereka tidak sadar efek pupuk kimia dalam jangka panjang yang mencemari lahan dan mengurangi kesuburan," ujar Syukur.

Sebaliknya, penggunaan pupuk organik bisa mengembalikan kesuburan dan meningkatkan produksi lahan. Syukur mencontohkan pemberian pupuk organik pada sawah. Pemberian pupuk organik 500 kilogram per hektar mampu meningkatkan produksi padi sebesar 15 persen-22 persen.

Adanya standar pupuk organik juga akan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada industri UKM pembuat pupuk tentang formula pupuk organik yang tepat.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono mengatakan, saat ini baru 15 persen dari jutaan hektar lahan pertanian yang memakai pupuk organik. Padahal, dari peternakan sapi yang sudah ada saat ini, Indonesia mampu menghasilkan 800.000 liter pupuk cair organik per bulan. Sedangkan pupuk padat organik yang diperoleh dapat dipakai untuk pemupukan 90.000 hektar lahan.

HUMIC ACID (ASAM LUMUT) SEBAGAI SUBTITUSI PUPUK AN ORGANIK


SEJARAH SINGKAT Berawal sekitar 60 tahun yang lalu, Lydia Khristeva seorang peneliti dari Universitas Kherson USSR, berhasil menghasilkan asam humus (humid acid) dari tanah biasa, dan kemudian disiramkan pada tanaman. Ternyata pertumbuhan tanaman tersebut meningkat pesat disertai dengan pembentukan sistem akar yang kuat. Untuk pertama kali aktifitas biologi humate ditemukan. Lydia Khristeva mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti humate. Kemudian penelitian tersebut ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti dari negara lain seperti Uzbekistan, Cekoslovakia, Italia, dan Amerika, dll.


TEORI HUMATE
Asam humus (humid acid) adalah sebuah substansi yang memiliki struktur yang kompleks dengan berat molekul 1500. Secara praktis tidak larut (insoluble) atau mengendap dengan asam tetapi larut (soluble) dengan basa. Struktur kimia humid acid memiliki banyak gugus fungsional antara lain :
1. Gugus karboksil (-COOH) dan gugus phenol (-OH), keduanya memiliki muatan ion negatif sehingga mampu mengikat ion positif logam berat dan membentuk sebuah kompleks organo logam atau senyawa khelat (chelate) ;
2. Gugus kuinon yang mampu menangkap dan mengumpulkan energi sinar matahari dan merubahnya dalam bentuk tingkat energi yang lebih tinggi.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAH

Humid acid yang terkandung dalam humate bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Peranan humic acid bagi tanah adalah kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, biologi, dan kimia tanah.



1.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT FISIKA TANAH
  • Humic acid mempunyai kemampuan arbsorsi air sekitar 80-90%. Sehingga pergerakan air secara vertikal (infiltrasi) semakin meningkat dibanding secara horisontal, berguna untuk mengurangi resiko erosi pada tanah. Selain itu juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
  • Humic acid berperan sebagai granulator atau memperbaiki struktur tanah. Terjadi karena tanah mudah sekali membentuk kompleks dengan humid acid , terjadi karena meningkatnya populasi mikroorganisme tanah, diantaranya adalah jamur, cendawan dan bakteri. Karena humic acid digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat. Sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir prima. Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan relatif lebih ringan.
  • Meningkatkan aerasi tanah akibat dari bertambahnya pori tanah (porositas) akibat pembentukan agregat,. Udara yang terkadung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernapasan (respirasi) mikro-organisme tanah dan akar tanaman.
  • Menggelapkan warna tanah menjadi semakin coklat kehitaman, sehingga meningkatkan penyerapan radiasi sinar matahari yang akan meningkatkan suhu tanah menjadi lebih hangat.
2.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT KIMIA TANAH
  • Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau nutrisi. Humic acid membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindingi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan. Unsur N,P, dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap oleh tanaman. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.
  • Humic acid mampu mengikat logam berat (membentuk senyawa khelate) kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah.
  • Meningkatkan pH tanah asam akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus. Terutama tanah yang banyak mengandung alumunium. Karena humic acid mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air (insoluble) sehingga tidak dapat terhidrolisis
  • katan kompleks yang terjadi antara humic acid dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P (phosphorus) dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara maksimal oleh tanaman.
3.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT BIOLOGI TANAH
  • Akibat pengaruh humic acid terhadap sifat fisika dan kimia tanah, sehingga menciptakan situasi tanah yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan mikroorganisme tanah yang berfungsi dalam proses dekomposisi yang menghasilkan humus (humification).
  • Aktifitas mikroorganisme di atas tanah akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin., dan giberillin
AUXIN, berfungsi :
  • Merangsang proses perkecambahan biji ;
  • Memacu proses terbentuknya akar dan pertumbuhannya ;
  • Merangsang pucuk tanaman dan akar yang tak mau berkembang menjadi mampu berkembang kembali.
SITOKININ, berfungsi :
  • Memacu pembelahan dan pembesaran sel sehingga mampu memacu pertumbuhan ;
  • Merangsang pembentukan tunas-tunas baru ;
  • Mencegah kerusakan pada hasil panenan,sehingga lebih awet.
GIBERELIN, berfungsi :
  • Meningkatkan pembungaan dan pembuahan ;
  • Meningkatkan prosentase jadinya bunga dan buah;
  • Mengurangi kerontokan bunga dan buah ;
  • Mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAMAN

Humate bermanfaaat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terdapat dua proses penting yaitu:
  1. Peningkatan energi sel tanaman dan sebagai hasilnya adalah intensifikasi proses pertukaran ion. Sehingga mempercepat pertumbuhan sistem akar dan membuat akar lebih panjang.
  2. Peningkatan penetrasibilitas (kemampuan penyerapan) membran sel tanaman. Memudahkan nutrisi untuk terserap ke dalam sel serta mempercepat proses pernapasan (respirasi) tanaman.
Pembentukan sistem akar yang kuat dan panjang memberikan efek yang baik tanaman. Daya serap dan jelajah akar semakin maksimal untuk mencari unsur hara dan nutrisi dalam tanah. Kemampuan sel tanaman dalam menyerap nutrisi semakin baik, sebagai akibat dari kapasitas tukar kation (KTK) humic acid sangat tinggi (perlu diketahui bahwa penyerapan nutrisi oleh tanaman melalui mekanisme pertukaran ion).