Rabu, 04 September 2013

CARA PEMGAMBILAN SAMPLE DAUN UNTUK ANALISA DAUN TANAMAN KELAPA SAWIT

Daun Kelapa Sawit

Daun (folium) pertama yang keluar pada stadia bibit adalah berbentuk
anceolate, kemudian muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang
berumur 5 bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Pada
12 bulan akan ada 5 anceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau
petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun .
Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang
berputar kekiri dan kekanan tetapi kebanyakan putar kekanan. Pengenalan ini penting
diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai
sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan
pengamatan lainnya. Produksi pelepah daun tergantung pada umur tanaman. Produksi
pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan
berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari
pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedang pada tanaman muda
kurang dari pangkal tersebut. Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung pada
tipe varitasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun
di kiri kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap isi dapat mencapai 125-200. anak
daun yang tengah dapat mencapai panjang1,2 m. Berat satu pelepah dapat mencapai
4,5 kg berat kering, (Adlin,U,L.2008).
Daun pertama yang keluar pada stadium benih berbentuk lanset (lanceolate),
beberapa minggu kemudian terbentuk daun berbelah dua (bifurcate) dan setelah
beberapa bulan terbetuk daun seperti bulu (pinnate) atau menyirip. Misalnya pada
bibit berumur lima bulan susunan daun terdiri atas 5 lanset, 4 berbelah dua, dan 10
berbetuk bulu. Susunan daun kelapa sawit mirip dengan kelapa (nyiur), yaitu
membentuk daun menyirip. Letak daun pada batang mengikuti pola tertentu yang
disebut filotaksis. Daun yang berurutan dari bawah ke atas membentuk suatu spiral,
dengan rumus daun 1/8. Terdapat dua pola filotaksis, yang secara sederhana dapat
dikatakan yang satu berputar kekiri, dan yang lain berputar kekanan, dimana
menunjukkan secara umum jumlah pohon yang jumlah filotaksisnya berputar kekiri
tidak berbeda dengan yang ke kanan, dan produktivitas pohon dengan kedua pola ini
pun tidak berbeda nyata. Hal ini berbeda dengan pendapat beberapa pakar mengenai
mengenai kalapa nyiur (cocos nucifera), yang kecendrungannya lebih banyak pohon
yang berpola filotaksis ke kiri, dan yang filotaksisnya ke kiri produktivitasnya dapat
20% lebih tinggi ketimbang yang kekanan. Sebenarnya pola filotaksis pada kelapa
sawit sangat rumit dan memiliki genetis.
Daun terdiri atas tangkai daun (petiole) yang pada kedua tepinya terdapat dua
baris duri (spines). Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama (rachis),
yang jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri kanannya terdapat anak-anak daun
(pinna;pinnata). Tiap anak daun terdiri atas tulang anak daun (lidi) dan helai daun
(lamina). Anak daun terpanjang (pada pertengahan daun) dapat mencapai 250-300
helai per tahun pada pohon-pohon yang berumur 5-6 tahun, setelah itu di produksi
daun menurun menjadi 20-25 daun per tahun, (Semangun,H.2003).
Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang
sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter, jumlah anak daun tiap pelepah dapat
mencapai 380 helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm. pelepah daun sejak
mulai terbentuk sampai tua mencapai waktu ±7 tahun, jumlah pelepah dalam 1 pohon
dapat mencapai 60 pelepah.
Luas permukaan daun tanaman dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun kelapa
sawit berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Oleh
karena itu pemangkasan pelepah daun sejauh mungkin dihindarkan, kecuali pangkas
pendahuluan dan pangkas pemeliharaan.
Jika pelepah dapat dipertahankan lebih lama berarti semakin lama pula proses
fotosintesis berlangsung dan semakin banyak bahan makanan yang dikirim ke buah.
Hal ini berarti tandan akan meningkat lebih berat, (Risza,S.1994).

Kesatuan Contoh Daun (KCD)

Kesatuan contoh daun adalah satu unit areal yang dipakai sebagai tempat
pengambilan contoh daun dari pokok yang ditetapkan. Unit areal ini harus dapat
mewakili suatu luasan yang tertentu yang seragam dalam hal jenis tanah dan
kesuburannya, umur tanaman, perlakuan yang diberikan dan memiliki variasi yang
kecil dalam hal-hal lainnya. Luasnya tergantung pada keseragaman tanaman dan
tanah, misalnya 20, 25, 32, ha sesuai dengan luas blok. Dari tiap KCD dipilih 30
pokok yang memenuhi syarat untuk dipakai sebagai pokok contoh. Untuk mendapat
keseragaman yang lebih baik dan mengurangi faktor kebetulan maka dikenal sistim
tersebar yang ditetapkan berdasarkan luas dan jumlah pokok. Sebagai contoh untuk
areal yang luasnya 20,25, 30 dan 35 ha akan terdapat penyebaran pokok contoh.
Pengambilan contoh daun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistim
terpusat dan tersebar.
Untuk areal yang bergelombang atau berbukit penetapan pokok contoh tentu
tidak semudah diatas. Dalam hal ini diperlukan peta situasi yang benar dan
penempatan pokok secara tersebar agar mewakili tanaman pada areal tersebut.
Disamping cara tersebar ini, terdapat sistim lainnya yaitu sistim terpusat yakni
pokok contoh tersebut terkumpul pada 2 atau 3 barisan yang umumnya berada dengan
areal yang dianggap mewakili. Sistim ini dipakai kalau kondisi area dan tanaman
benar-benar homogen.
Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa
ketentuan seperti berikut :

a. Pokok normal
b. Sehat dan tidak terserang penyakit.
c. Tidak dekat dari jalan, parit atau bangunan.
d. Tidak bersebelahan dengan pokok mati atau sisipan.

Pokok yang telah ditentukan ditandai dengan jelas, dinomori dan pokok ini
akan terus dipakai setahun sekali sebagai pokok contoh. Jika pokok contoh mati dapat
digantikan dengan pokok pada barisan yang sama. Untuk mempermudah mencari
pohon KCD, perlu dibuat tanda panah yang jelas dipinggir jalan atau pinggir blok.
Sementra itu, untuk rekomendasi pemupukan, contoh daun yang diambil dari pokok
contoh adalah daun yang ke-17. Daun ke-17 ini terpilih sebagai daun indikator yang
sensitiv atas perubahan yang terjadi dalam status hara. Jika karena suatu sebab daun
ke-17 rusak, maka dapat digantikan dengan daun dari pelepah ke-9 dari pokok yang
sama. Pokok yang sakit dapat digantikan oleh pokok tetangganya asal jelas disebut
nomornya dan pokok ini seterusnya akan dipakai sebagai gantinya. Pengenalan letak
daun ke-17 ini sangat perlu diketahui.
Susunan Letak Daun Kelapa Sawit

Daun ke-9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak daun
dapat ditentukan dengan pedoman sebagai berikut :
a. Daun pertama adalah daun termuda, dimana helai daun telah mekar
seluruhnya.
b. Daun ke-3 letaknya 274 dari daun yang pertama dihitung dari daun kearah kiri
pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kanan dihitung kearah
kanan pada tanaman yang mempunyai pusingan ke kiri.
c. Daun ke-9 berada dibawah 1 agak kesebelah kiri pada spiral kanan agak
kekanan pada pokok yang berspiral kiri.
d. Daun ke-17 letaknya dibawah daun ke-9 agak ke kiri pada pokok yang
berspiral kanan dan agak ke kanan pada pokok yang berspiral kiri.

 Pengambilan Contoh Daun Tanaman Muda Kelapa Sawit

Pengambilan contoh daun pada tanaman muda sampai umur 1,5 tahun
menggunakan daun pelepah ke-3 dan pada tanaman umur 1,5-2,5 tahun dipakai daun
pelepah ke-9. Pekerjaan pengambilan contoh daun ini harus dilakukan dengan hatihati
dan tim yang tetap hendaknya dibentuk pada setiap kebun atau afdeling.
Pengambilanya hanya satu kali setahun anggota tim dapat melakukan pekerjaan lain di
luar waktu pengambilan contoh daun tersebut. Setiap tim minimal terdiri 2 orang dan setiap
hari hanya dapat menyelesaikan satu KCD. Pengambilan sampel biasanya dilakukan
minimal 2 bulan sesudah aplikasi pupuk terakhir, tidak pada kemarau panjang dan
dilakukan pada bulan yang sama setiap tahun.
Contoh daun diambil mulai jam 7.00-12.00 dan tidak waktu hujan. Dari
pelepah daun ke-17 ini diambil masing-masing 3 helai anak daun sebelah kiri dan
kanan. Letak anak daun yang diambil ini berada kira-kira diantara 1/2-1/3 bagian dari
ujung pelepah atau pada titik ujung permukaan daun bagian atas pelepah.
Helai daun dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan aquadest, lalu 1/3
dari ujung dan pangkal daun dipotong, sedangkan bagian tengahnya dipakai sebagai
contoh setelah dibuang lidinya. Helai daun dari pokok-pokok satu KCD dikumpulkan
menjadi satu dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan label yang berisi :
nama kebun, No.KCD, Afdeling, Blok, No.pelepah, tahun tanam, tanggal
pengambilan , dan nama petugas pencatat.

 Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit

a. Dilakukan minimal 2 buah setelah pemupukan terakhir.
b. Tidak dilakukan pada musim kemarau panjang.
c. Tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm.
d. Untuk dapat membandingkan hasil analisa daun hendaknya pengambilan
contoh daun dilakukan pada bulan yang sama setiap tahunnya.
e. Untuk Tandan Buah Masak (TBM) pengambilan contoh daun dilakukan hanya
jika diperlukan dan pengambilan contoh daun mulai dapat dilakukan pada 6-12
bulan sesudah penanaman.
f. Pengambilan contoh daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap
afdeling atau divisi yang sebelumnya dilatih oleh lembaga yang terkait.
g. Satu tim untuk pengambilan contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk
mengambil daun dan 1 orang lagi untuk mengumpulkan contoh daun yang
sudah diambil dari atas pohon.
h. Pembuatan peta Pesatuan Kesatuan Daun (KCD) yang baik akan sangat
membantu kelancaran pengambilan contoh daun.