Daun Kelapa
Sawit
Daun (folium) pertama yang
keluar pada stadia bibit adalah berbentuk
anceolate, kemudian
muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang
berumur 5 bulan misalnya akan
dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Pada
12 bulan akan ada 5 anceolate, 4
bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau
petiole adalah bagian daun yang
mendukung atau tempat duduknya helaian daun .
Daun kelapa sawit memiliki rumus
daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang
berputar kekiri dan kekanan
tetapi kebanyakan putar kekanan. Pengenalan ini penting
diketahui agar kita dapat
mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai
sebagai standar pengukuran
pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan
pengamatan lainnya. Produksi
pelepah daun tergantung pada umur tanaman. Produksi
pelepah daun pada tanaman selama
setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan
berkurang sesuai umur menjadi
18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari
pangkalnya dapat mencapai 9 m
pada tanaman dewasa sedang pada tanaman muda
kurang dari pangkal tersebut.
Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung pada
tipe varitasnya dan pengaruh
kesuburan tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun
di kiri kanan rachis. Jumlah anak
daun pada tiap isi dapat mencapai 125-200. anak
daun yang tengah dapat mencapai
panjang1,2 m. Berat satu pelepah dapat mencapai
4,5 kg berat kering, (Adlin,U,L.2008).
Daun pertama yang keluar pada
stadium benih berbentuk lanset (lanceolate),
beberapa minggu kemudian
terbentuk daun berbelah dua (bifurcate) dan setelah
beberapa bulan terbetuk daun
seperti bulu (pinnate) atau menyirip. Misalnya pada
bibit berumur lima bulan susunan
daun terdiri atas 5 lanset, 4 berbelah dua, dan 10
berbetuk bulu. Susunan daun
kelapa sawit mirip dengan kelapa (nyiur), yaitu
membentuk daun menyirip. Letak
daun pada batang mengikuti pola tertentu yang
disebut filotaksis. Daun yang
berurutan dari bawah ke atas membentuk suatu spiral,
dengan rumus daun 1/8. Terdapat
dua pola filotaksis, yang secara sederhana dapat
dikatakan yang satu berputar
kekiri, dan yang lain berputar kekanan, dimana
menunjukkan secara umum jumlah
pohon yang jumlah filotaksisnya berputar kekiri
tidak berbeda dengan yang ke
kanan, dan produktivitas pohon dengan kedua pola ini
pun tidak berbeda nyata. Hal ini
berbeda dengan pendapat beberapa pakar mengenai
mengenai kalapa nyiur (cocos
nucifera), yang kecendrungannya lebih banyak pohon
yang berpola filotaksis ke kiri,
dan yang filotaksisnya ke kiri produktivitasnya dapat
20% lebih tinggi ketimbang yang
kekanan. Sebenarnya pola filotaksis pada kelapa
sawit sangat rumit dan memiliki
genetis.
Daun terdiri atas tangkai daun (petiole)
yang pada kedua tepinya terdapat dua
baris duri (spines).
Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama (rachis),
yang jauh lebih panjang dari
tangkai dan pada kiri kanannya terdapat anak-anak daun
(pinna;pinnata). Tiap anak
daun terdiri atas tulang anak daun (lidi) dan helai daun
(lamina). Anak daun
terpanjang (pada pertengahan daun) dapat mencapai 250-300
helai per tahun pada pohon-pohon
yang berumur 5-6 tahun, setelah itu di produksi
daun menurun menjadi 20-25 daun
per tahun, (Semangun,H.2003).
Daun kelapa sawit membentuk suatu
pelepah bersirip genap dan bertulang
sejajar. Panjang pelepah dapat
mencapai 9 meter, jumlah anak daun tiap pelepah dapat
mencapai 380 helai. Panjang anak
daun dapat mencapai 120 cm. pelepah daun sejak
mulai terbentuk sampai tua
mencapai waktu ±7 tahun, jumlah pelepah dalam 1 pohon
dapat mencapai 60 pelepah.
Luas permukaan daun tanaman
dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun kelapa
sawit berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Oleh
karena itu pemangkasan pelepah
daun sejauh mungkin dihindarkan, kecuali pangkas
pendahuluan dan pangkas
pemeliharaan.
Jika pelepah dapat dipertahankan
lebih lama berarti semakin lama pula proses
fotosintesis berlangsung dan
semakin banyak bahan makanan yang dikirim ke buah.
Hal ini berarti tandan akan
meningkat lebih berat, (Risza,S.1994).
Kesatuan Contoh
Daun (KCD)
Kesatuan contoh daun adalah satu
unit areal yang dipakai sebagai tempat
pengambilan contoh daun dari
pokok yang ditetapkan. Unit areal ini harus dapat
mewakili suatu luasan yang
tertentu yang seragam dalam hal jenis tanah dan
kesuburannya, umur tanaman,
perlakuan yang diberikan dan memiliki variasi yang
kecil dalam hal-hal lainnya.
Luasnya tergantung pada keseragaman tanaman dan
tanah, misalnya 20, 25, 32, ha
sesuai dengan luas blok. Dari tiap KCD dipilih 30
pokok yang memenuhi syarat untuk
dipakai sebagai pokok contoh. Untuk mendapat
keseragaman yang lebih baik dan
mengurangi faktor kebetulan maka dikenal sistim
tersebar yang ditetapkan
berdasarkan luas dan jumlah pokok. Sebagai contoh untuk
areal yang luasnya 20,25, 30 dan
35 ha akan terdapat penyebaran pokok contoh.
Pengambilan contoh daun dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistim
terpusat dan tersebar.
Untuk areal yang bergelombang
atau berbukit penetapan pokok contoh tentu
tidak semudah diatas. Dalam hal
ini diperlukan peta situasi yang benar dan
penempatan pokok secara tersebar
agar mewakili tanaman pada areal tersebut.
Disamping cara tersebar ini,
terdapat sistim lainnya yaitu sistim terpusat yakni
pokok contoh tersebut terkumpul
pada 2 atau 3 barisan yang umumnya berada dengan
areal yang dianggap mewakili.
Sistim ini dipakai kalau kondisi area dan tanaman
benar-benar homogen.
Pokok yang dipakai sebagai pokok
contoh haruslah memenuhi beberapa
ketentuan seperti berikut :
a. Pokok normal
b. Sehat dan tidak terserang
penyakit.
c. Tidak dekat dari jalan, parit
atau bangunan.
d. Tidak bersebelahan dengan
pokok mati atau sisipan.
Pokok yang telah ditentukan
ditandai dengan jelas, dinomori dan pokok ini
akan terus dipakai setahun sekali
sebagai pokok contoh. Jika pokok contoh mati dapat
digantikan dengan pokok pada
barisan yang sama. Untuk mempermudah mencari
pohon KCD, perlu dibuat tanda
panah yang jelas dipinggir jalan atau pinggir blok.
Sementra itu, untuk rekomendasi
pemupukan, contoh daun yang diambil dari pokok
contoh adalah daun yang ke-17.
Daun ke-17 ini terpilih sebagai daun indikator yang
sensitiv atas perubahan yang
terjadi dalam status hara. Jika karena suatu sebab daun
ke-17 rusak, maka dapat
digantikan dengan daun dari pelepah ke-9 dari pokok yang
sama. Pokok yang sakit dapat digantikan
oleh pokok tetangganya asal jelas disebut
nomornya dan pokok ini seterusnya
akan dipakai sebagai gantinya. Pengenalan letak
daun ke-17 ini sangat perlu
diketahui.
Susunan Letak
Daun Kelapa Sawit
Daun ke-9 maupun 17 ditentukan
dengan memperhatikan susunan letak daun
dapat ditentukan dengan pedoman
sebagai berikut :
a. Daun pertama adalah daun
termuda, dimana helai daun telah mekar
seluruhnya.
b. Daun ke-3 letaknya 274 dari
daun yang pertama dihitung dari daun kearah kiri
pada tanaman yang mempunyai
pusingan spiral ke kanan dihitung kearah
kanan pada tanaman yang mempunyai
pusingan ke kiri.
c. Daun ke-9 berada dibawah 1
agak kesebelah kiri pada spiral kanan agak
kekanan pada pokok yang berspiral
kiri.
d. Daun ke-17 letaknya dibawah
daun ke-9 agak ke kiri pada pokok yang
berspiral kanan dan agak ke kanan
pada pokok yang berspiral kiri.
Pengambilan Contoh Daun Tanaman Muda Kelapa
Sawit
Pengambilan contoh daun pada
tanaman muda sampai umur 1,5 tahun
menggunakan daun pelepah ke-3 dan
pada tanaman umur 1,5-2,5 tahun dipakai daun
pelepah ke-9. Pekerjaan
pengambilan contoh daun ini harus dilakukan dengan hatihati
dan tim yang tetap hendaknya
dibentuk pada setiap kebun atau afdeling.
Pengambilanya hanya satu kali
setahun anggota tim dapat melakukan pekerjaan lain di
luar waktu pengambilan contoh
daun tersebut. Setiap tim minimal terdiri 2 orang dan setiap
hari hanya dapat menyelesaikan
satu KCD. Pengambilan sampel biasanya dilakukan
minimal 2 bulan sesudah aplikasi
pupuk terakhir, tidak pada kemarau panjang dan
dilakukan pada bulan yang sama
setiap tahun.
Contoh daun diambil mulai jam
7.00-12.00 dan tidak waktu hujan. Dari
pelepah daun ke-17 ini diambil
masing-masing 3 helai anak daun sebelah kiri dan
kanan. Letak anak daun yang
diambil ini berada kira-kira diantara 1/2-1/3 bagian dari
ujung pelepah atau pada titik
ujung permukaan daun bagian atas pelepah.
Helai daun dibersihkan dengan
kapas yang dibasahi dengan aquadest, lalu 1/3
dari ujung dan pangkal daun
dipotong, sedangkan bagian tengahnya dipakai sebagai
contoh setelah dibuang lidinya.
Helai daun dari pokok-pokok satu KCD dikumpulkan
menjadi satu dan dimasukkan ke
dalam kantong plastik dengan label yang berisi :
nama kebun, No.KCD, Afdeling,
Blok, No.pelepah, tahun tanam, tanggal
pengambilan , dan nama petugas
pencatat.
Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa
Sawit
a. Dilakukan minimal 2 buah
setelah pemupukan terakhir.
b. Tidak dilakukan pada musim
kemarau panjang.
c. Tidak dilakukan pada bulan
dengan curah hujan lebih dari 400 mm.
d. Untuk dapat membandingkan
hasil analisa daun hendaknya pengambilan
contoh daun dilakukan pada bulan
yang sama setiap tahunnya.
e. Untuk Tandan Buah Masak (TBM)
pengambilan contoh daun dilakukan hanya
jika diperlukan dan pengambilan
contoh daun mulai dapat dilakukan pada 6-12
bulan sesudah penanaman.
f. Pengambilan contoh daun dapat
dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap
afdeling atau divisi yang
sebelumnya dilatih oleh lembaga yang terkait.
g. Satu tim untuk pengambilan
contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk
mengambil daun dan 1 orang lagi
untuk mengumpulkan contoh daun yang
sudah diambil dari atas pohon.
h. Pembuatan peta Pesatuan
Kesatuan Daun (KCD) yang baik akan sangat
membantu kelancaran pengambilan
contoh daun.