Biasanya bila membeli benih sawit unggul langsung dari produsen
benih, bakalan disuguhi benih yang mesti di bibitkan terlebih dahulu alias
berupa kecambah, sebelum akhirnya ditanam. Nah, lantas bagaimana cara
pembibitan yang baik supaya didapat bibit yang unggul?
Terkadang ada
kalanya supaya tidak repot dan tidak melalui proses pengecambahan benih sawit,
petani langsung membeli bibit sawit diatas 12 bulan. Padahal pembelian bibit
sawit semacam itu rentan dengan penipuan bibit palsu.
Namun bila membeli
benih sawit unggul yang masih berupa kecambah, terbilang lebih aman dari
penipuan, tetapi memang petani mesti paham dengan proses pembibitan supaya
didapat bibit sawit yang unggul.
Ada beberapa hal
yang mesti diperhatikan saat benih sawit itu didistribusikan serta disemaikan.
Semisal dikala
proses distribusi, disarankan menggunakan transportasi yang aman dan ber AC
(Air Conditioner) dalam melakukan pengiriman. Cara ini guna menghindari
terjadinya pemalsuan selama diperjalanan serta mengurangi terjadinya resiko
rusak. Maka itu tidak disarankan menggunakan truk terbuka.
Lantas, petani atau
konsumen jangan menunda-nunda waktu tanam, lantas saat kecambah diterima,
sebaiknya diletakkan diruangan yang teduh atau ber AC lembab dan tidak
dibiarkan terbuka dalam ruangan yang panas dan kering.
Nah, dalam proses penyemaian pun perlu diingat, kecambah tidak boleh
mendapat penyinaran langsung dari matahari. Pastikan penyemaian kecambah
dilakukan dibawah naungan yang telah disediakan. Hindarilah penanaman dalam
kondisi cuaca yang panas dan terik matahari, sebaiknya penyemaian selesai
sebelum jam 10:00 siang.
Menanam Dengan Benar
Dalam menanam
kecambah sawit pun perlu diperhatikan beberapa hal, semisal tatkala menanam plumula (bakal
batang berbentuk tajam dan lancip serta berwarna putih kekuningan) mesti
menghadap ke atas dan radikula (bakal akar berbentuk tumpul
dan kasar) menghadap ke bawah, pastikan posisi ini dengan benar, sebab bila
menanam secara terbalik bakal mengakibatkan pertumbuhan yang melintir (twisted
shoot) dan terhambat.
Kemudian kecambah
yang belum jelas bakal batang dan akarnya, sebaiknya ditunda penanamannya.
Lantas bagi kecambah yang terlalu panjang akarnya dapat dipotong hingga tinggal
kurang lebih 5 cm dari pangkalnya.
Terus proses
penanaman sebaiknya diletakkan pada tengah kantong dalam lobang yang dibuat
dengan jari sedalam 2 cm dari atas permukaan tanah. Penanaman yang terlalu
dangkal bakal mengakibatkan pertumbuhan bibit dipengaruhi tinggi rendahnya
temperatur dan kelembapan permukaan. Sebaliknya, bila penanaman dilakukan
terlalu dalam bakal membuat bibit tidak sehat lantaran bibit bisa terjepit oleh
tanah.
Pembibitan Satu atau Dua Tahap?
Setelah mengetahui
cara menanam kecambah yang baik, selanjutnya melakukan proses pembibitan.
Berdasarkan teori, pembibitan bisa dilakukan dalam sekali tahap (one stage)
atau dua kali tahap (double stage).
Keduanya memiliki
keunggulan dan kekurangan. Misalnya pada pembibitan satu tahap bakal
membutuhkan areal bibitan polybag yang lebih luas, dengan
demikian dibutuhkan suplai air lebih banyak.
Kendati pembibitan
satu tahap tercatat lebih simpel lantaran tidak ada proses pre nursery (pra
pembibitan) dan main nursery (pembibitan utama), namun bakal
membutuhkan banyak tenaga supervisi dalam menangani kecambah. Lantas apabila
terdapat banyak seleksi bakal mengakibatkan banyaknya polybag besar
yang kosong, padahal polybag dan biaya isi tanah cukup mahal.
Sementara untuk
pembibitan dua tahap, proses pembibitan bakal dilakukan secara dua tahap,
pertama adalah proses pre nursery yang bisa mengurangi pemakaian luas areal
bibitanpolybag, kebutuhan air pun tercatat lebih hemat.
Biaya perawatan
bakal lebih hemat, naungan pre nursery bisa dibuat secara
permanen, jika dibutuhkan. Lantas penanganan kecambah dan supervisi bakal lebih
baik. Dengan pembibitan cara dua tahap pula bisa mempermudah melakukan seleksi
awal dengan tenaga kerja yang relatif sedikit.
Dengan demikian,
jumlah kematian pun lebih sedikit karena menggunakan naungan dan penggunaan air
yang mencukupi serta lebih merata. Kendati terdapat dua pilihan proses
pembibitan, namun disarankan menggunakan pembibitan dua
tahap.
Perawatan Pembibitan
Lantaran bibit sawit
pada masa pre nursery masih tercatat lemah dari panas dan
sinar matahari, maka guna melindungi pembibitan sawit maka diperlukan naungan,
supaya proses pembibitan aman dari sinar matahari langsung dan hujan deras.
Bila tidak
menggunakan naungan seperti menggunakan paranet, dikhawatirkan disaat hujan
deras bakal menyebabkan rusaknya struktur tanah. Oleh sebab itu menurut Buku
Panduan Teknis yang diterbitkan PT Socfin Indonesia, paranet sebaiknya dibuat
dengan kerapatan lubang 30% sehingga matahari yang masuk diperkirakan hanya
mencapai 60-70%. Bilamana menggunakan paranet terlalu mahal, maka bisa pula
membuat naungan secara konvensional, semisal dari pelepah daun kelapa sawit
atau alang-alang.
Selain menggunakan
naungan, setiap permukaan tanah pada polybag di main
nurserysebaiknya diberi mulsa berupa cangkang/alang-alang kering, upaya ini
guna mencegah terjadinya penguapan air tanah dari polybag, menekan
pertumbuhan gulma, mengurangi erosi dan mengatur suhu tanah. Sebaiknya untuk
cangkang diberikan sebanyak 0,5 kg/polybag.
Pula yang tidak
kalah penting ialah mengatur suplai air, supaya bibit sawit tidak kekurangan
air. Penyiraman air pada pre nursery, sebaiknya dilakukan dua kali
sehari, yakni pagi hari dan sore hari, bila mana terjadi hujan maka penyiraman
bisa ditunda, dengan catatan minimal curah hujan mencapai 10 mm/hari.
Sementara pada main
nursery, kebutuhan per bibit atau polybag ialah mencapai 10 mm/hari, jika curah
hujan lebih dari 10 mm/harimaka penyiraman pada hari tersebut ditiadakan, bila
kurang maka perlu ada penyesuaian, supaya air per bibit atau polybag setara
dengan 10 mm/hari bisa terpenuhi.
PERSIAPAN LAHAN PEMBIBITAN
Tempat
pembibitan:
Areal:
Lokasi:
|
Lokasi
untuk bibitan kelapa sawit dipilih suatu tempat yang terletak di pusat areal
(strategis). Areal harus rata, terbuka namun tidak akan terkena banjir dan
erosi.
Dekat
dengan sumber air yang permanen untuk penyiramandan aman dari gangguan
binatang liar.
|
PRE
NURSERY
|
Naungan
|
- Areal persemaian harus
dibersihkan dari gulma.
- Membuat naungan terbuat dari
paranet setinggi 2 m dari tanah/ membuat dengan pelepah sawit atau
alang-alang.
|
Media
Tanam
|
- Tanah yang digunakan
sebaiknya tanah lapisan atas (top soil), yang gembur, subur, bersih dari
potonga kayu serta mengandung bahan organik.
- Bebas dari penyakit.
- Sebelum di masukkan ke baby
bag, sebaiknya tanah di ayak terlebih dahulu dan dicampur dengan pupuk.
|
Plastik Babybag
|
- Babybag yang digunakan untuk pre
nursery sebaiknya mempunyai ukuran 15 cm x 20 cm, tebal 0,10 mm
denganlubang perforasi sebanyak 18 buah untuk mengatur drainase, diameter +0,4
cm, jarak antar lubang 7 cm.
|
Layout
Persemaian
|
- Babybag disusun rapat dan rapih
membentuk bedengan dengan ukuran 12 kantong melebar dan panjangnya tergantung
dari jumlah bibit.
- Pinggir bedengan diberi
pelang kayu supaya babybagtidak tumbang.
- Antara bedengan dibuat jalan
kontrol selebar + 50 cm memanjang persemaian.
- Setiap bedengan dilengkapi
papan nama yang berisi nomor katagori, jumlah dan tanggal persemaian.
|
Penyiraman
|
- Seminggu sebelum kecambah
ditanam, babybag berisi tanah disiram tiap hari.
- Babybag harus disiram sampai
jenuh setiap hari untuk memastikan kebasahan tanah memadai, namun jangan
sampai air tergenang.
|
MAIN
NURSERY
|
Media
Tanam
|
- Pengisian polybag adalah
tanah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur dan tidak mengandung
penyakit seperti ganoderma.
- Tanah yang digunakan
sebelumnya diayak dan dicampur dengan pupuk
|
Plastik Polybag
|
- Plastik standar yang
disarankan berukuran 42,5 cm x 50 cm, tebal 0,20 mm, dengan lubang drainase
berdiameter 0,4 cm sebanyak 80 lubang dengan jarak antar lubang mencapai 7 cm
- Polybag ini bakal digunakan
hingga bibit berumur 12 bulan.
- Pengisian polybag
main nursery harus dimulai selambat-lambatnya sewaktu kecambah sudah
sampai kebun. Dilakukan supaya tanah dalam kantong cukup padat.
- Pemesanan kantong harus
dilebihkan 5% dari kebutuhan.
- Tiap kantong isinya + 20
kg tanah sampai setinggi + 1 cm dari bibir kantong (setelah
padat turun menjadi + 3 cm).
- Waktu pengisian tanah sambil
di guncangkan supaya padat.
- Tanah yang digunakan jangan
tanah basah dan bergumpal.
- Polybag yang sudah terisi
tanah ditempatkan serta diatur di areal pembibitan dengan jarak 90 cm x 90 cm
x 90 cm (segitiga sama sisi).
- Buat lubang dengan pipa
ditengah polybag (sesuai ukuranbabybag), lantas bibit
dari babybag di pindahkan kepolybag.
|
Layout
Pembibitan
|
- Jarak antara polybag 90 cm x
90 cm x 90 cm.
- Persiapan penanaman di
polybag juga harus dipisahkan menurut tanggal yanam dan nomor katagori yang
telah disiap pada saat pre nursery.
- Guna menghindari terjadinya
pencampuran setiap kelompok katagori harus dibuat papan nama yang berisi
tanggal tanam (tanggal saat pemindahan dari babybag kepolybag)
dan nomor katagori.
|
Memindahkan Babybag ke Polybag
1.
|
Bibit
yang dipindahlan dari babybag ke polybag ialah bibit yang sehat dan normal
(setelah melalui proses seleksi). Pemindahan bibit dilakukan sewaktu bibit
berdaun 3-4 helai atau berumur + 3 bulan
|
2.
|
Sebaiknya
pemindahan bibit dilakukan per katagori, agar tidak tercampur.
|
3.
|
Setelah
polybag yang masih kosong disiram, bibit yang masih berada di babybag diecer
di dekat atau sisi polybag.
|
4.
|
Pada
saat memindahkan babit dari babybag ke polybag,
terlebih dahulu tengah tanah polybag di lubangi seukuran babybag,
lantas plastik babybag dipotong atau dikoyak, kemudian
dimasukkan kedalam lubang yang telah disediakan di polybag,
lantas plastik babybag di tarik keluar.
|
5.
|
Pada
saat pemindahan bibit ke polybag, tanah masih terlihat tidak rata, maka perlu
dipadatkan dan diratakan kembali.
|
6.
|
Bibit
yang bertitik kembar dan sehat dapat digunakan, caranya dipisahkan pada saat
di pre nursery, atau ½ bulan sebelum bibit di pindahkan ke main
nursery.
|