Banyaknya pupuk-pupuk yang beredar baik organik maupun
anorganik dikalangan Pekebun Kelapa Sawit sungguh sangat memprihatinkan dan
banyak menimbulkan kerugian dari pada petani. Saat membeli pupuk Anorganik
(Kimia) baik tunggal ataupun Majemuk yang perlu diperhatikan adalah
komposisinya N, P, K dan Mg nya berapa ? memenuhi standard kah sebagai pupuk
tunggal. Standar N pada pupuk Tunggal adalah 50-60%, P 30-36%, K 40-45% dan Mg
20-27%. Yang tertera di karung kemasan
pupuk belum tentu sesuai persentase kandungannya dengan kandungan yg
sebenarnya, karenanya jika kita membeli dalam partai besar ada baiknya , sample
pupuk harus kita uji kandungan unsurnya di laboratorium sebelum dilakukan
pembayaran. Jika petani kecil, hal ini tidak mungkin maka sebaiknya membeli
pupuk dari produsen pupuk yang diakui pemerintah.
Demikian juga halnya dengan Pupuk Majemuk ( NPK plus)
selain kita lakukan langkah2 diatas, kita harus dapat mengkomposisikan pupuk
sesuai persentasi kandungan yang dimiliki pupuk sehingga mendekati komposisi saat kita menggunakan pupuk tunggal. Pupuk Majemuk bukan berarti mengurangi
dosis seperti saat kita mengaplikasikan pupuk tunggal, namun semata-mata
mengefisiensikan biaya kerja dan waktu karena pemupukan dapat dilakukan
sekaligus disatu hari yang sama. Yang biasanya setelah kita memupuk urea, lalu
Posfat kemudian Kalium, dengan adanya pupuk majemuk pemupukan NPK dilakukan
bersamaan sekaligus. Dan yang harus diperhatikan tidak semua lahan bisa diaplikasikan
pupuk majemuk (NPKplus), sebab bisa saja dilahan tersebut terjadi defisiensi
yang berlebihan pada salah satu unsur
sehingga penggunaan pupuk NPK kurang efektif.
Untuk pupuk Organik yang perlu dicermati adalah Unsur N,
P dan K nya berapa persen dan komposisi lainnya
apa ? bagaimana cara pemupukannya ? Apakah tidak akan menambah biaya karena
harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengaplikasikan pupuk organik ( biaya
pupuk, alat dan pekerja), karena petani juga harus mengeluarkan biaya untuk
pupuk kimia tunggal atau majempuk yang dosisnya tetap karena umumnya pupuk organik khusus untuk tanaman keras ( Sawit, karet, kakao)hanya
sebagai pelengkap tidak dapat menggantikan peran pupuk Kimia tunggal ataupun majemuk. Dan apakah hasil panen bisa bertambah untuk menutupi biaya ekstra
yang dikeluarkan petani. Apakah ada hasil demplot yang dilakukan perusahaan
pupuk ini di areal perusahaan perkebunan Negara atau Swasta sebagai referensi.
Yang sangat perlu dicermati para Pekebun Kelapa Sawit
bahwa Hasil panen kelapa sawit tidak semata
–semata disebabkan oleh karena pemupukan yang dilakukan namun ada banyak faktor : 1. Kesesuaian lahan.
2. Jenis bibit. 3. Perawatan awal masa penanaman (TBM). 4. perawatan setelah
panen (TM). 5. Cara perlakuan saat pemanenan. 6.Applikasi pupuk yang dilakukan
selama ini. 7. cuaca 8. Hama, Gulma dan Penyakit. Dan Applikasi
pupuk baru dapat terlihat efeknya pada hasil panen setelah rentang waktu 1
tahun atau 2 priode pemupukan dengan system aplikasi 6 bulanan atau 3 priode
pemupukan dengan system aplikasi 4
bulanan. Karenanya pekebun Kelapa Sawit tidak harus langsung percaya begitu
saja terhadap apa yang disampaikan Sales ataupun distributor pupuk yang yang menawarkan pupuknya, bila perlu minta untuk dilakukan demplot diareal kita atau diareal beberapa
petani sekitar kita terlebih dahulu.
Untuk hasil panen yang maksimal dengan pemupukan yang tepat,efektif dan efisien lakukanlah riset berkala terhadap tanaman dan tanah kebun kelapa sawit anda dengan melakukan uji sample tanah dan daun ke laboratorium untuk mengetahui tingkat keasaman tanah, KTK dan unsur yang hilang, agar dapat disusun rumusan yang tepat untuk dosis pemupukan yang sesuai di areal tanaman kelapa sawit anda. Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar